Kamis, 17 Maret 2011

Pengertian Dan Ruang Lingkup Perkotaan

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
         Begitu banyak bayangan kita tantang kota yang tanpa ada batasan yang jelas, yang mana dalam bayangan kita ketika ada istilah kota, maka yang kita bayangkan adalah sebuah wilayah yang selalu sibuk dengan segala aktivitasnya. Dan kota selalu di pandang sebagai pusat pendidikan, pusat kegiatan ekonomi, dan pusat pemerintahan. Namun , berdasarkan sejarahnya perkembangan kota itu berasal dari tempat-tempat pemukiman yang sangat sederhana. Begitupun pula mengenai ruang lingkupnya . pasti ada batasan –batasan konkritnya juga.
         Maka untuk itu dalam makalah ini kami mencoba memaparkan pengertian kota menurut para ahlinya. Supaya nanti bisa di gunakan pembanding dalam mencermati setiap keadaan lingkungan kita.

B.     Rumusan Masalah
         Berangkat dari latar belakang yang sudah dipaparkan tadi, penulis ingin memberikan rumusan masalah diantaranya sebagai berikut :
1.                              Bagaimana pengertian kota secara konkrit ?
2.                              Bagaimana pengertian kota menurut para ahli ?
3.                              Apa saja  yang termasuk ruang lingkup dari kota ?

BAB II
PEMBAHASAN

A.          Pengertian sosiologi perkotaan
Sosiologi perkotaan mempelajari masyarakat perkotaan dan segala pola interaksi yang dilakukannya sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Materi yang dipelajari antara lain mata pencaharian hidup, pola hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, dan pola pikir dalam menyikapi suatu permasalahan.[1]
B.           Pengertian kota menurut para ahli
1.      Max Weber berpendapar bahwa “suatu tempat adalah kota apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal. Barang-barang itu harus dihasilkan oleh penduduk dari pedalaman dan dijualbelikan di pasar itu. Jadi menurut Max Weber, ciri kota adalah adanya pasar, dan sebagai benteng, serta mempunyai sistem hukum dan lain-lain tersendiri, dan bersifat kosmopolitan.
2.      Cristaller dengan “central place theory”-nya menyatakan kota berfungsi menyelenggarakan penyediaan jasa-jasa bagi daerah lingkungannya. Jadi menurut teori ini, kota diartikan sebagai pusat pelayanan. Sebagai pusat tergantung kepada seberapa jauh daerah-daerah sekitar kota memanfaatkan penyediaan jasa-jasa kota itu. Dari pandangan ini kemudian kota-kota tersusun dalam suatu hirarki berbagai jenis.
3.      Sjoberg berpendapat bahwa , sebagai titik awal gejala kota adalah timbulnya golongan literati (golongan intelegensia kuno seperti pujangga, sastrawan dan ahli-ahli keagamaan), atau berbagai kelompok spesialis yang berpendidikan dan nonagraris, sehingga muncul pembagian kerja tertentu. Pembagian kerja ini merupakan cir-kota.
4.      Wirth, mendifinisikan kota sebagai “pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya. Akibatnya hubungan sosialnya menjadi longgar acuh dan tidak pribadi (impersonal relation)
5.      Karl Marx dan F.Engels memandang kota sebagai “persekutuan yang dibentuk guna melindungi hak milik dan guna memperbanyak alat-alat produksi dan alat –alat yang diperlukan agar anggota masing-masing dapat mempertahankan diri”. Perbedaan antara kota dan pedesaan menurut mereka adalah pemisahan yang besar antara kegiatan rohani dan materi.
6.      Harris dan Ullman , berpendapat bahwa kota merupakan pusat pemukiman dan pemabfaatan bumi oleh manusia. Kota-kota sekaligus merupakan paradoks. Pertumbuhannya yang cepat dan luasnya kota-kota menunjukkan keunggulan dalam mengeksploitasi bumi, tetapi di pihak lain juga berakibta munculnya lingkungan yang miskin bagi manusia. Yang perlu diperhatikan, menurut Harris dan Ullman adalah bagaimana membangun kota di masa depan agar keuntungan dari konsentrasi pemikiman tidak mendatangkan kerugian atau paling tidak kerugian dapat diperkecil.
7.      Menurut ahli geografi indonesia yakni Prof.Bintarto, (1984:36) sebagai berikut :kota dapat diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan coraknya yang materialistis, atau dapat pula diartikan sebagai benteng budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejala-gejala pemutusan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah belakangnya.”
8.      Menurut Arnold Tonybee, sebuah kota tidak hanya merupakan pemukiman khusus tetapi merupakan suatu kekomplekan yang khusus dan setiap kota menunjukkan perwujudan pribadinya masing-masing.[2]

BAB III
RUANG LINGKUP SOSIOLOGI PERKOTAAN


Ruang lingkup dalam sosiologi perkotaan adalah mengenai kehidupan serta aktivitas masyarakat kota.

A.  Pengertian masyarakat perkotaan [3]
Masyarakat perkotaan yang mana kita ketahui itu selalu identik dengan sifat yang individual, matrealistis, penuh kemewahan,di kelilingi gedung-gedung yang menjulang tinggi, perkantoran yang mewah, dan pabrik-pabrik yang besar.
Asumsi kita tentang kota adalah tempat kesuksesan seseorang.
Masyarakat  perkotaan lebih dipahami sebagai kehidupan komunitas yang memiliki sifat kehidupan dan ciri-ciri kehidupannya berbeda dengan masyarakat pedesaan.
Akan tetapi kenyataannya di perkotaan juga masih banyak terdapat beberapa kelompok pekerja-pekerja di sektor informal, misalnya tukang becak, tukang sapu jalanan, pemulung sampai pengemis. Dan bila kita telusuri masih banyak juga terdapat perkampungan-perkampungan kumuh tidak layak huni.

B.  Kehidupan Masyarakat perkotaan [4]
Secara sosiologis penekanannya pada kesatuan masyarakat industri, bisnis, dan  wirausaha lainnya dalam struktur yang lebih kompleks.
Secara fisik  kota dinampakkan dengan adanya gedung-gedung yang menjulang tinggi, hiruk pikuknya kendaraan , pabrik, kemacetan, kesibukan warga masyarakatnya, persaingan yang tinggi, polusinya, dan sebagainya.
Masyarakat di perkotaan secara sosial kehidupannya cendrung heterogen,individual,persaingan yang tinggi yang sering kali menimbulkan pertentangan atau konflik.  Munculnya sebuah asumsi yang menyatakan bahwa masyarakat kota itu pintar, tidak mudah tertipu,cekatan dalam berpikir,dan bertindak, dan mudah menerima perubahan , itu tidak selamanya benar, karena secara implisit dibalik semua itu masih ada masyarakatnya yang hidup di bawah standar kehidupan sosial. Dan tidak selamanya pula masyarakat kota dikatakan sebagai masyarakat yang modern. Karena yang di maksud sebagai masyarakat yang modern dalam bahasan ini adalah kelompok masyarakat yang berada di daerah keramaian dan lebih mudah mengalami perubahan atau pengaruh dari kehidupan masyarakt perkotaan. Sedangkan dewasa ini masih ada masyarakatnya yang tertinggal , termasuk masalah informasi dan tekhnologi.
Untuk memahami secara rinci mengenai kehidupan masyarakat perkotaan adalah sebagai berikut :
  1. lingkungan umum dan orientasi terhadap alam,
Bagi masyarakat kota cendrung mengabaikan kepercayaan yang berkaitan dengan kekuatan alam serta pola hidupnya lebih mendasarkan pada rasionalnya.
Dan bila dilihat dari mata pencahariannya masyarakat kota tidak bergantung  pada kekuatan alam, melainkan bergantung pada tingkat kemampuannya (capablelitas) untuk bersaing dalam dunia usaha. Gejala alam itu bisa dipahami secara ilmiah dan secara rasional dapat dikendalikan.
  1. Pekerjaan atau mata pencaharian,
Kebanyakan masyarakatnya bergantung pada pola industri (kapitalis)
Bentuk mata pencaharian yang primer seperti sebagai pengusaha, pedagang, dan buruh industri. Namun ada sekelompok masyarakat yang bekerja pada sektor informal misalnya pemulung, pengemis dan pengamen. Selain yang disebutkan di atas termasuk bentuk mata pencaharian sekunder.
  1. Ukuran komunitas,
Umumnya masyarakat perkotaan lebih heterogen dibandingkan masyarakat pedesaan. Karena mayoritas masyarakatnya berasal dari sosiokultural yang berbeda-beda , dan masing-masing dari mereka mempunyai tujuan yang bermacam-macam pula.dantaranya ada yang mencari pekerjaan atau ada yang menempuh pendidikan. Jumlah penduduknya masih relatif besar.
  1. Kepadatan penduduk,
tingkat kepadatan di kota lebih tinggi bila dibandingkan di desa, hal ini disebabkan oleh kebanyakan penduduk di daerah perkotaan awalnya dari berbagai daerah.
  1. Homogenitas dan heterogenitas,
Dalam struktur masyarakat perkotaan yang sering sekali nampak adalah heterogenitas dalam ciri-ciri sosial, psikologis, agama, dan kepercayaan, adat istiadat dan perilakunya. Dengan demikian struktur masyarakat perkotaan sering mengalami interseksi sosial, mobilitas sosial, dan dinamika sosial.
  1. Diferensiasi sosial
Di daerah perkotaan , diferensiasi sosial relatif tinggi, sebab tingkat perbedaan agama, adat istiadat, bahasa, dan sosiokultural yang dibawa oleh para pendatang dari berbagai daerah, cukup tinggi.
  1. Pelapisan sosial
Lapisan sosialnya lebih didominasi oleh perbedaan status dan peranan di dalam struktur masyarakatnya. Di dalam struktur masyarakat modern lebih menghargai prestasi daripada keturunan.
  1. Mobilitas sosial
Mobilitas pada masyarakat perkotaan lebih dinamis daripada masyarakat pedesaan. Kenyataan itu adalah sebuah kewajaran sebab perputaran uang lebih banyak terjadi di daerah perkotaan daripada di pedesaan.
  1. Interaksi sosial
Dalam interaksi pada masyarakat perkotaan lebih kita kenal dengan yang namanya gesseslchaft yaitu kelompok patembayan. Yang mana ada hubungan timbal balik dalam bentuk perjanjian-perjanjian tertentu yang orientasinya adalah keuntungan atau pamrih. Sehingga hubungan yang terjadi hanya seperlunya saja.
  1. Pengawasan sosial
Dikarenakan masyarakatnya yang kurang saling mengenal satu sama lain dan juga luasnya wilayah kultural perkotaan di tambah lagi keheterigenitasan masyarakatnya yang membuat sistem pengawasan sosial perilaku antar anggota masyarakatnya makin sulit terkontrol.
  1. Pola kepemimpinan
Kepemimpinanya didasarkan pada pertanggung jawaban secara rasional atas dasar moral dan hukum. Dengan demikian hubungan antar pemimpin dan warga masyarakatnya berorientasi pada hubungan formalitas.
  1. Standar kehidupan
Standar kehidupannya di ukur dari barang-barang yang dianggap punya nilai (harta benda). Mereka lebih mengenal deposito atau tabungan. Karena menurut mereka menyimpan uang dalam bentuk deposito dianggap lebih praktis dan mudah. Ditambah lagi kepemilikan barang-barang mewah lainnya.
  1. Kesetiakawanan sosial
Ikatan solidaritas sosial dan kesetiakawanan lebih renggang. Artinya , pola hubungan untung rugi lebih dominan daripada kepentingan solidaritas dan kesetiakawanan.
  1. Nilai dan sistem nilai
Nilai dan sistem nilai di dalam struktur masyarakat perkotaan lebih bersifat formal, didasarkan pada aturan-aturan yang resmi seperti hukum dan perundang-undangan. [5]
C.  Keruangan kota jika dilihat dari beberapa aspek
Dalam konteks ruang kota merupakan suatu sistem yang tidak berdiri sendiri, karena secara internal kota merupakan satu kesatuan sistem kegiatan fungsional di dalamnya, sementara secara eksternal kota dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
Kota ditinjau dari aspek fisik merupakan kawasan terbangun yang terletak saling berdekatan atau terkonsentrasi , yang meluas dari pusatnya hingga ke wilayah pinggiran atau wilayah geografis yang dominan oleh struktur binaan.
Kota di tinjau dari aspek sosial merupakan konsentrasi penduduk yang membentuk satu komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas melalui konsentrasi dan spesialisasi tenaga kerja.
Kota ditinjau dari aspek ekonomi memiliki fungsi sebagai penghasil produksi barang dan jasa untuk mendukung kehidupan penduduknya dan untuk keberlangsungan kota itu sendiri.
Di indonesia kawasan perkotaan di bedakan berdasarkan strata administrasinya yakni : (1) kawasan perkotaan berstatus administratif daerah kota (2) kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari daerah kabupaten (3) kawasan perkotaan baru yang merupakan hasil pembangunan yang mengubah kawasan pedesaan menjadi kawasan perkotaan , dan (4) kawasan perkotaan yang merupakan bagian dari dua atau lebih daerah yang berbatasan.[6]

BAB IV
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Berdasarkan analisis makalah diatas  bisa kami tarik kesimpulan bahwa pengertian kota itu sangat variatif atau berbeda-beda tergantung melihatnya dari segi apanya, seperti yang sudah dipaparkan oleh para ahlinya di atas. Yang mana dalam kajian sosiologi perkotaan ini khususnya pembahasan ruang lingkupnya yaitu yang tidak jauh dari konteks masyarakat karena sosiologi selalu terkait dengan masyarakat. Maka ruang lingkup dari sosiologi perkotaan adalah mengenai kehidupan dan aktivitas masyarakat perkotaan itu sendiri.
Dan secara garis besar bahwa masyarakat perkotaan itu sifatnya cendrung individualis dan matrealistis juga serba kemewahan itu adalah masih asumsi masyarakat kebanyakan namun realitanya dalam masyarakat perkotaan masih saja terdapat mayatrakat yang standar hidupnya di bawah standar sosial pada umumnya masyarakat kota kebanyakan. Mereka yang seperti itu karena tidak mempunyai kemampuan atau capablelitas dalam dunia usaha karena di kota aspekitulah yang sangan di hargai.
Dan kehidupan masyarakat kota bisa diuraikan dari segi lingkungan umum dan orientasinya,pekerjaan dan mata pencaharian,ukuran komunitas,kepadatan penduduk,homogenitas dan heterogenitas,deferensiasi sosial,pelapisan sosial,mobilitas sosial,interaksi sosial,pengawasan sosial,pola kepemimpinan,standar kehidupn,kesetiakawanan, nilai dan sistem nilai.

B.     Saran
Sebaiknya dlam mendalami sosiologi perkotaan yang pertama harus mengetahui dulu pengertian kota, dan juga aspek-aspek yang terkandung di dalamnya, agar untuk pembelajaran kedepannya bisa sepenuhnya dipahami



DAFTAR PUTAKA
Setiadi, Elly M-Usman Kolip,pengantar sosiologi, Jakarta.Kencana Prenada Media Group.2011
Asy’ari, Sapari Imam, Sosiologi Perkotaan Dan Pedesaan, Drs.Surabaya, Usaha Nasional.1993
http://saouni word press.com/2010/11/09 masyarakat-pedesaan-dan masyarakat-perkotaan/
http:// ayuy-ayuy.blogspot.com/2010/11/tugas-isd-7-22 Html




[1] http:// saouni word press.com/2010/11/09 masyarakat-pedesaan-dan-masyarakat perkotaan/
[2] Drs.Sapari Imam Asy’ari.Sosiologi  Kota dan Desa. Hal:18
[3] Elly M.Setiadi-Usman Kolip.Pengantar Sosiologi.hal :852
[4]  Ibid.hal :856
[5]  Ibid. hal :858
[6] http:// ayuy-ayuy. Blogspot.com/2010/11/tugas-isd-7-22html 

2 komentar: